Dalam rangkaian acara Haul Akbar ke-32, seminar dan bedah buku diselenggarakan dengan tujuan untuk mengkaji dan mendalami Pemikiran Pembaharuan Pendidikan Islam TGH. Ibrahim Al-Khalidy pendiri Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny. Acara ini menjadi momentum penting untuk mengenang perjalanan panjang lembaga pendidikan Islam yang telah berkontribusi signifikan dalam menebar syiar Islam di pulau Lombok.

Pada kesempatan tersebut, TGH. Muhlis Ibrahim, sebagai narasumber utama sekaligus membuka kegiatan, menyampaikan pemaparan yang mendalam mengenai sejarah Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny. Beliau mengulas perjalanan lembaga ini sejak didirikan hingga menghadapi berbagai tantangan, terutama saat masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny didirikan dengan visi yang jelas untuk menjadi pusat pendidikan Islam dan penyebaran nilai-nilai keagamaan di masyarakat Lombok. TGH. Muhlis Ibrahim mengungkapkan bahwa pendirian pesantren ini merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks. Sejak awal, pesantren ini telah menjadi rujukan bagi masyarakat dalam mempelajari agama dan mengembangkan akhlak mulia.

“Hari ini kami begitu bangga alumni Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny Dr. Muhammad Muhlis. M. Pd memberikan kontribusi membedah hasil karangannya dalam Seminar dan Bedah Buku “Pemikiran Pembaruan Pendidikan Islam TGH. Ibrahim Al-Khalidy di Lombok Dalam Rangka HAUL Ke-32 Muassis Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny” Terang TGH. Muhlis Ibrahim (19/02).

Salah satu sorotan utama dalam pemaparan TGH. Muhlis Ibrahim adalah perlawan yang dihadapi oleh Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny selama masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, banyak tantangan yang harus dihadapi, baik dari segi sosial maupun politik. Beliau menjelaskan bagaimana pesantren ini berusaha mempertahankan identitasnya sebagai lembaga pendidikan Islam di tengah tekanan dari penjajah yang ingin meredam semangat perjuangan umat Islam perlawanan terhadap penjajah Belanda.

Perjuangan ini tidaklah mudah namun, dengan semangat kolektif dan keinginan kuat untuk menyebarkan ajaran Islam, Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny berhasil bertahan. Keberanian para santri dan pengasuh pesantren menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tetap teguh dalam menjalankan ajaran Islam meskipun dalam situasi yang penuh tantangan.

Melalui seminar dan bedah buku ini, TGH. Muhlis Ibrahim menekankan pentingnya peran Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny dalam menebar syiar Islam di pulau Lombok. Beliau menjelaskan bahwa pesantren ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan yang melibatkan masyarakat luas.

Dengan berbagai kegiatan, seperti pengajian, pelatihan, dan acara keagamaan lainnya, pesantren ini berusaha menjawab kebutuhan masyarakat akan pendidikan Islam yang berkualitas.Dalam seminar tersebut dihadirkan tiga Guru Besar untuk membahas buku karangan Dr. Muhammad Muhlis merupakan alumni Pondok Pesantren Al-Ishlahuddiny diantaranya Prof. DR. H. Suprapto, M. Ag, Prof. Dr. H. Muhammad Saleh, M. Si dan Prof. Dr. Hj. Lubna, M. Pd.

Sumber: https://www.epiclombok.com/2025/02/seminar-dan-bedah-buku-dalam-rangka.html

Share This

Share this post with your friends!