Malaysia – Dua negara di Asia Tenggara dengan satu rumpun kesukuan besar yakni Melayu adalah Indonesia dan Malaysia, sama-sama memiliki sejarah panjang tentang bangsa, kesamaan rasa, cipta dan karsa, kesamaan etnis mayoritas, dan kesamaan pemeluk agama mayoritas. Berangkat dari persamaan ini, tim peneliti dan pengabdian dari FDIK UIN Mataram yang dikomandoi oleh Dr. Muhammad Saleh, M.A. tertarik untuk mengangkat dua isu tersebut, yakni Identitas Keislaman dan Manajemen Masjid, Jum’at (30/08/2024).
Universitas Sultan Zainal Abidin (UnisZa) menjadi partner yang tepat dalam penelitian dan pengabdian ini. Selain konsern dalam kajian keislaman, UnisZa juga secara geografis terletak di daerah Terengganu, Pantai Timur Semenanjung Malaysia, di antara garis bujur 102.25 dengan 103.50 dan garis lintang 4 hingga 5.50. Di bagian utara dan barat lautnya berbatasan dengan Kelantan dan di bagian selatan dan barat daya berbatasan dengan Pahang, serta yang paling elementer adalah hampir 100% Masyarakat di daerah Terengganu pemeluk agama Islam dengan aliran Ahlusunnah wal Jama’ah yang berpedoman pada ajaran seorang Mistikus Islam besar pada zamannya, yakni Junaid Al-Baghdadi.
Tim penelitian dan pengabdian dari UnisZa melibatkan Prof. Madya Abdullah bin Ibrahim dengan keahlian dalam bidang Kajian Keislaman Kontemporer dan Dr. Mohd Sufian Moktar dengan keahlian Pemikir Politik Islam. Penelitian dilakukan selama lima hari dari tanggal 28 Agustus – 1 September 2024. Selain mengumpulkan data berbagai ahli di Indonesia dan Malaysia, tim peneliti juga melakukan Focus Group Discussion (FGD) bersama millennial, Gen-Z dan beberapa pengurus masjid di dua negara tersebut, selain dalam upaya untuk memenuhi keharusan dalam riset akademis dengan kaidah metode yang ketat, FGD juga dilakukan untuk menvalidasi dugaan-dugaan awal dalam penelitian.
Salah satu yang menarik dari rangkaian penelitian dan pengabdian kolaborasi ini adalah kunjungan ke beberapa masjid di Malaysia, yang membuat menarik adalah di Malaysia memiliki tiga tipe pengelolaan masjid, yakni masjid Nagara, masjid Ladang, dan Masjid Muqim. “Tiga tipe pengelolaan masjid di Malaysia ini menjadi hal yang menarik untuk dikaji lebih dalam” tegas Muhammad Saleh.
Masjid Negara adalah masjid yang seluruh pengelolaannya dari Kerajaan Malaysia, masjid Ladang adalah masjid yang berada di daerah atau negara-negara bagian Malaysia dan masjid Muqim adalah masjid yang berada di pemukiman-pemukiman tertentu, atau di Indonesia sering disebut sebagai masjid kampung.
Penelitian kolaborasi internasional ini sudah sampai pada tahap pemilihan data sebelum dikodifikasi, diklasifikasi dan akhirnya akan mendapatkan hasil dan temuan. Diharapkan dalam penelitian ini dapat memperkaya kajian dalam isu-isu terkini terkait dengan keislaman. Selain itu, penelitian dan pengabdian ini harus dilakukan dengan metode akademis yang ketat karena ini merupakan tugas utama seorang dosen sebagai penjaga ilmu pengetahuan, terlebih penelitian dan pengabdian ini melibatkan peneliti muda dari FDIK UIN Mataram. “Penelitian dan pengabdian ini dikerjakan atas dasar panggilan hati sebagai seorang dosen yang bertugas menjaga ilmu pengetahuan, harus serius apalagi melibat dosen muda”, tegas Ahyar sebagai anggota peneliti dari FDIK UIN Mataram. Selain dosen senior, yakni Dr. Muhammad Saleh, M.A. Dr. Ahyar, M.Pd, dan Dr. Siti Nurul Yaqinah, M.Ag, penelitian dan pengabdian kolaborasi ini juga melibatkan peneliti muda, Gemuh Surya Wahyudi, M.A. dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam. (Gs)