Semarang, repost MetroNTB.com: Acara AICIS ke-24 ini diselenggarakan di UIN Walisongo Semarang. AICIS ini diselenggarakan mulai tanggal 1-4 Februari 2024 lebih awal dari tradisi AICIS yang sebelum-belumnya di pertengahan bahkan di akhir tahun.
AICIS ini dihajatkan karena krisis kemanusiaan melanda dunia, seperti konflik Israil dan Palestina, perangan di Ukraina dan di belahan dunia lainnya.
Maka dipandang perlu AICIS ke-24 ini dimajukan agar lebih kontributif dan solutif terhadap krisis global ini.
Agenda tahunan ini dihajatkan sebagai wadah diskusi dan dialog para akademisi dan ilmuan dunia dalam mempertemukan peran strategis dan fungsional agama dalam melihat peran agama dalam ranah empiris dan realitas dengan mengedepankan beragam perspektif keilmuan yang integratif juga menghadirkan para tokoh pemikir agama dan pemikir kebangsaan seperti Ormas Ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, AMAN, dan lain-lainnya.
Perjumpaan perhelatan akbar ini menghadirkan pembicara dari dari Timur Tengah, Amerika, Eropa, Asia, Asia Tenggara.
Pembukaan AICIS 24 dibuka langsung oleh Wakil Menteri Agama RI dan sebelumnya disampaikan tujuan utama dari AICIS 24 di UIN Walisongo Semarang oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof M Ali Ramdhani.
AICIS bukan hanya sebagai even yang ekslusif tapi merupakan wadah perjumpaan yang menghadirkan solutif untuk kemanusiaan global dan peradaban dunia yang lebih progresif.
AICIS ke-24 ini dihadiri oleh para pejabat eselon 1 Kementerian Agama RI, Para Rektor PTKIN dan Wakil Rektor 1 PTKIN, Direktur Pascasarjana PTKIN dan Pejabat-pejabat kampus PTKIN seluruh Indonesia.
Dirjen Pendis menyampaikan informasi penting tentang artikel yang terpilih dari ribuan artikel yang disubmite dan paper yang terpilih akan dipublikasikan di Jurnal PTKIN yang sudah Scopus dan Sinta 1 dan Sinta 2 agar lebih dibaca secara global oleh komunitas dunia.
Begitu juga AICIS ke-24 ini dihadiri oleh Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nanang Sujana sekaligus menyampaikan mendefinisikan kembali peran agama dalam mengkaunter issu dan krisis global.
Dunia baru saja selesai menghadapi krisis kesehatan, kini muncul lagi krisis kemanusian yang belum semua damai. Sebab masih banyak konflik peperangan, bahkan ancaman konflik laut cina selatan yang dekat dengan kita di Indonesia.
Maka kami berharap AICIS 24 ini dapat menghadirkan konsensus peradaban perdamaian yang kemudian dijadikan rekomendasi untuk kehidupan global terutama dalam menghadirkan toleransi dan perdamaian di segala lini kehidupan manusia.
Wakil Menteri Saiful Rahmat Dasuqi mengatakan kehadiran kita di AICIS ini untuk muzakarah peradaban kebangsaan dan kemanusiaan.
Agama telah menjadi ajaran yang terintegral sejak dulu, tapi seringkali salah difahami dalam dinamika kehidupan, pemahaman radikal, ekstremis seringkali muncul kepermukaan, begitu juga konflik-konflik global sering kali muncul menamakan atas nama agama. Maka saya tawarkan pentingnya perjumpaan dan dialog yang intensif semua pihak.
Ajaran agama harus menjadi rekonsiliasi. Mengejar keadilan menjadi keharusan kerena posisi keadilan sangat sentral dalam menjunjung tinggi kemanusiaan menuju kemajuan.
Berikutnya menjunjung tinggi hak asasi manusia. HAM sangat relevan dengan konteks ajaran agama khususnya konsep taaruf Li taarafu (perdamaian dan perjumpaan global).
Ajaran agama sangat universal yang tidak memandang Ras, suku dan agama. Sebab Islam sudah final dengan maqasid Syariah yang mengedepankan pluralitas dan kebebasan beragama dan berekspresi. Semua perubahan yang besar dimulai dari refleksi dan dialog yang mendalam.
Semangat mendorong perdamaian dan peradaban dan memperkuat jembatan dialog yang intens untuk merajut perdamian demi perdamaian dunia.
Refleksi lagu nasyida ria tentang perdamaian dapat menjadi refleksi yang baik untuk merajut keharmonisan.
Budaya Indonesia menjadi perekat kebangsaan, agama hadir untuk merekonstruksi dan merevitalisasi budaya indonesia untuk kekuatan bangsa dan negara.
Hari ini kita ajukan moderasi beragama sesungguhnya sedang kita menggelorakan kembali budaya Indonesia yang kuat dan kokoh. Dan disinilah eksistensi peradaban agama yang ramah terhadap realitas budaya dan multikultural kemasyarakatan.
Terakhir, sebagai perhelatan akbar internasional, Ketua Forum Rektor PTKIN yang juga Rektor UIN Mataram, Prof Dr TGH Masnun Thahir sangat mengapresiasi even berkelas dunia ini dan selalu mensupport seluruh pimpinan PTKIN khususnya pimpinan UIN Mataram mulai dari Wakil Rektor, Kepala Biro AAKK, Dekan, Direktur, Wakil Dekan dan dosen UIN Mataram yang terpilih papernya di AICIS ke-24 di UIN Walisongo.
Apalagi sebagian dosen UIN Mataram terpilih menjadi Presenter, seperti Dr Jumarim, MHI, Dr Muhammad Thohri, MPd, Prof Fahrurrozi. Bahkan ada salah seorang mahasiwa S3 PAI pascasarjana UIN Mataram atas nama Fuad Zaini yang papernya terpilih dan langsung dipublikasikan di jurnal UIN Walisongo.
Begitu juga Rektor, Wr I dan Direktur Pascasarjana dipilih sebagai disscussiant (pembahas] pada Open Panel di Venue AICIS 2024. Juga Wakil Direktur Pascasarjana UIN Mataram, Prof Moh Abdun Natsir, Ph.D sebagai SC AICIS dan Chair dalam sesi Utama Seminar AICIS di UIN Walisongo Mataram. Ini sebagai bukti UIN Mataram terus ikut serta dalam menyumbangkan ide dan konsep perdamaian dunia dan krisis kemanusian.
sumber: MetroNTB